SANEPO – Lanskap pembayaran digital Indonesia mencatatkan tonggak sejarah baru setelah jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berhasil melampaui angka 50 juta orang.
Pencapaian ini menegaskan fenomena pengguna QRIS kalahkan kartu kredit sebagai metode transaksi pilihan masyarakat, menandai keberhasilan besar dalam akselerasi inklusi keuangan nasional.
Menurut data yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, lonjakan pesat adopsi QRIS merupakan bukti nyata keberhasilan pemerintah dalam mendorong transformasi digital yang efisien dan mudah diakses.
“Peningkatan ini tidak hanya sekadar angka, tetapi juga menunjukkan perubahan perilaku masyarakat menuju transaksi digital yang lebih modern. QRIS telah menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia,” ujar Airlangga, seperti dilansir dari RRI, Sabtu (11/10/2025).
Ekspansi Lintas Batas Demi Perkuat Stabilitas Rupiah
Keberhasilan QRIS tidak hanya berhenti di pasar domestik. Menko Airlangga menyoroti langkah strategis Indonesia untuk membawa layanan ini ke panggung global.
Saat ini, QRIS telah dapat digunakan di beberapa negara tetangga dan mitra strategis seperti Malaysia, Thailand, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan.
Lebih lanjut, pemerintah tengah mengupayakan implementasi serupa di Uni Emirat Arab. Menurut Airlangga, ekspansi QRIS cross-border ini memiliki misi krusial untuk memperkuat stabilitas mata uang Rupiah.
“Integrasi pembayaran antarnegara ini tidak hanya mempermudah wisatawan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tetapi secara fundamental akan menjadi instrumen untuk menjaga stabilitas makroekonomi kita,” jelasnya.
BACA JUGA : Cara Top Up Saldo Qris Topindopay Via Dana Lebih Praktis
Dengan memungkinkan transaksi lintas negara menggunakan mata uang lokal, ketergantungan terhadap mata uang asing dominan diharapkan dapat berkurang.
Fenomena pengguna QRIS kalahkan kartu kredit di dalam negeri menjadi fondasi kuat yang membuktikan sistem ini matang dan siap untuk bersaing secara global, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin fintech di kawasan ASEAN.
***





