Berita  

Gebrakan Program Internet Murah 100 Mbps, Tarif Cuma Rp100 Ribu/Bulan

Avatar photo
Ilustrasi program internet murah 100 Mbps di Indonesia
Ilustrasi program internet murah 100 Mbps di Indonesia

SANEPO – Program Internet Murah 100 Mbps segera menjadi kenyataan setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang lelang pita frekuensi radio 1,4 GHz pada 15 Oktober 2025.

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dan PT Eka Mas Republik (MyRepublic) keluar sebagai pemenang, dengan WIFI telah mengumumkan rencana tarif Rp 100.000 per bulan untuk layanan tersebut.

Paket Rp 100 Ribu dari WIFI, MyRepublic Masih Rahasiakan Harga

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama, memenangkan lelang Regional 1.

Perusahaan langsung mengumumkan rencana konkret untuk paket ini yang ditujukan bagi segmen masyarakat berpendapatan rendah.

Direktur WIFI, Shannedy Ong, mengungkapkan bahwa paket ini ditargetkan untuk 4-5 juta rumah tangga. “Kita sudah lock sepaket Rp100.000, ini akan meng-address low income segment,” ujar Shannedy saat Public Expose di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Lebih lanjut, Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo, menegaskan bahwa layanan ini tidak akan menggunakan sistem kuota. “Ini enggak pakai pulsa, enggak pakai kuota. Bayar Rp 100 ribu sebulan, sepuasnya. Tidak ada biaya awal atau instalasi,” katanya.

WIFI menargetkan 100 Mbps ini akan melakukan peluncuran awal (soft launch) pada akhir tahun 2025 dan komersial pada kuartal pertama 2026.

Berbeda dengan WIFI, PT Eka Mas Republik (MyRepublic) yang memenangkan Regional 2 dan 3 belum menetapkan harga pasti.

Pihak MyRepublic, yang dihubungi oleh CNBC Indonesia, belum memberikan tanggapan hingga berita ini ditulis.

Dalam keterangan sebelumnya, CEO MyRepublic Indonesia, Timotius Max Sulaiman, menyatakan fokus pada Regional 2 dan 3 (mencakup Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara) didasari potensi besar di wilayah dengan penetrasi internet terbatas.

Layanan FWA (Fixed Wireless Access) ini disebut akan melengkapi layanan fiber optik (FTTH) yang sudah ada.

Skema Pemerintah: Investasi Murah untuk Tarif Terjangkau

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni, menjelaskan bahwa skema lelang ini dirancang untuk mewujudkan program internet murah 100 Mbps.

Menurutnya, pemerintah sengaja menyiapkan frekuensi 1,4 GHz agar investasi yang dikeluarkan operator bisa lebih murah.

“Di sektor komunikasi secara tarif masih berbasis biaya (cost based). Jadi investasi yang murah akan berdampak pada tarif yang dinikmati pelanggan akan makin murah juga,” jelas Wayan beberapa waktu lalu.

Pemerintah, lanjutnya, tidak mematok harga pasti. Sebaliknya, Komdigi meminta calon peserta lelang untuk memberikan penawaran tarif yang bisa mereka berikan untuk layanan 100 Mbps.

Wayan juga menegaskan bahwa layanan ini adalah fixed broadband, bukan layanan seluler atau WiFi rumahan biasa. “Ini benar-benar dari BTS masuk ke router dalam, kemudian router masuk ke PC,” tegasnya.

Detail Lelang Frekuensi 1,4 GHz

Proses seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (BWA) ini telah dibuka Komdigi sejak 28 Juli 2025.

Frekuensi yang dilelang mencakup rentang 1432 MHz hingga 1512 MHz (total 80 MHz) yang dibagi dalam tiga regional.

PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha WIFI) memenangkan Regional 1 dengan penawaran Rp403,76 miliar.

Sementara PT Eka Mas Republik (MyRepublic) memenangkan Regional 2 senilai Rp300,88 miliar dan Regional 3 senilai Rp100,88 miliar.

Keberhasilan lelang ini menjadi fondasi utama bagi implementasi program internet murah 100 Mbps di seluruh Indonesia.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *