SANEPO â Sebuah smartphone yang diproduksi di Indonesia, Unplugged UP Phone, secara diam-diam berhasil menembus pasar global dan kini menjadi sorotan setelah mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memindahkan produksinya ke AS.
Keberhasilan HP buatan RI mendunia ini menandai masuknya Indonesia dalam peta manufaktur ponsel global, meski kini menghadapi tantangan geopolitik.
Unplugged, sebuah startup asal Limassol, Siprus, menggandeng mitra manufaktur di Indonesia untuk memproduksi ponsel pintar yang berfokus pada privasi dan keamanan bernama UP Phone.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Sabtu (11/10/2025), ponsel ini telah dipasarkan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Secara tampilan, UP Phone memiliki desain yang sekilas menyerupai iPhone dengan modul tiga kamera “boba”, namun dibekali spesifikasi yang bersaing di kelasnya.
Ponsel ini ditenagai chip MediaTek Dimensity 1200, layar AMOLED 6,67 inci, serta RAM 8GB dan penyimpanan 256GB.
Sektor fotografinya mengandalkan kamera utama 108MP, sementara kebutuhan daya disokong baterai 4.300 mAh.
BACA JUGA : Harga iPhone 16 Turun Hingga Rp4 Juta Pasca Pre-Order iPhone 17 Dibuka, Cek Rinciannya!
Unplugged bahkan mengklaim UP Phone menawarkan tingkat keamanan lebih tinggi dibandingkan iPhone 16 Pro maupun Galaxy S25, dengan menyatakan ponselnya sama sekali tidak memiliki permintaan DNS pihak ketiga.
Tekanan Trump dan Rencana Pindah Perakitan ke AS
Momentum HP buatan RI mendunia ini menemui babak baru setelah adanya laporan dari Reuters pada Agustus 2025 lalu.
CEO Unplugged, Joe Weil, mengungkapkan rencana perusahaan untuk mulai merakit UP Phone di Nevada, Amerika Serikat.
Langkah ini disebut tidak terlepas dari tekanan kebijakan Presiden Donald Trump yang gencar mendorong produsen untuk merakit produknya secara lokal di AS.
“Langkah pertama yang dilakukan adalah perakitan, bertahap melakukan pengadaan komponen,” jelas Weil seperti dikutip dari Reuters.
Meskipun biaya tenaga kerja di AS jauh lebih tinggi, Unplugged berupaya mempertahankan harga jual di bawah US989 (sekitar Rp16 juta).
Kebijakan Trump yang mengancam tarif tinggi bagi perusahaan yang memproduksi barang di luar negeri menjadi faktor pendorong utama di balik rencana relokasi ini, sebuah tantangan bagi status Indonesia sebagai basis produksi.
***





