tumbuhan-kitolod-obat-gangguan-pada-mata

Nama Tumbuhan kitolod rasanya masih sangat asing di telinga masyarakat dibandingkan dengan nama tanaman obat lainnya, misalnya sambiloto atau brotowali. Nama ilmiah atau nama botani jenis tanaman semak ini sebenarnya cukup menarik, Isotoma longifioraatau Laurentia longiflora.

Apa Itu Tumbuhan Kioloid?

Tanaman ini memiliki tangkai bunga yang cukup panjang, sehingga tidak mengherankan jika dijuluki longiflora. Mahkota bunga kitolod berbentuk bintang dan berwama putih bersih. Bentuk bunganya mirip dengan bunga melati gambir (jenis melati yang digunakan sebagai bahan campuran teh).

Beberapa nama asing tumbuhan kitolod di antaranya star of bethlehem, madam fate, dan star Rower. Selain bernama kitolod, tanaman ini sering disebut daun tolod, kendali, sangkobak, dan korenjat.

Tinggi tanaman sekitar 50 cm, berbentuk semak, dan tumbuh semusim. Batangnya bulat, berkayu, dan berwarna hijau. Daunnya berwarna hijau dengan tepi bergerigi, merupakan daun tunggal dengan ukuran lebar 2-3 cm dan panjangnya 5-15 cm.

Bunga berbentuk lonceng dengan mahkota menyerupai bintang bertajuk lima dan berwarna putih. Buahnya berbentuk lonceng berwarna hijau, dengan biji berbentuk bulat telur, ukurannya kecil, dan berwarna putih. Akar tanaman termasuk akar tunggang yang mudah dicabut.

Terkait: Definisi Rematik serta Penyebab dari Penyakit Rematik

Habitat Tumbuhan Kitoloid

Tumbuhan kitolod cocok tumbuh di daerah dataran tinggi, seperti Cianjur atau Cipanas. Tanaman ini bisa juga tumbuh di dataran rendah, seperti di Jakarta, tetapi pertumbuhannya kurang sempuma.

Pertumbuhan daun tidak setebal di dataran tinggi, serta ujung daun cenderung tumpul. Ada jenis tanaman tertentu yang mirip dengan kitolod tetapi tidak menghasilkan biji. Karenanya, agar pembaca tidak keliru dengan tanaman tersebut, biji dan permukaan batang kitolod yang halus bisa dijadikan patokan.

Cara budidaya kitolod tergolong mudah. Cara memperbanyak tanaman ini biasanya menggunakan biji. Pada prinsipnya, cara memperbanyak kitolod menggunakan biji tidak berbeda dengan tanaman semusim lainnya, seperti bayam atau kangkung.

Di samping itu, pemeliharaannya pun cukup mudah, karena kitolod hanya membutuhkan penyiraman yang cukup agar kelembapan medianya terjaga. Karena dimanfaatkan untuk bahan pengobatan, pemupukan kitolod harus menggunakan pupuk dasar yang berupa pupuk organik atau humus.

Kitolod merupakan tanaman liar dan biasanya tumbuh di pinggir-pinggir selokan, di sela-sela bebatuan yang lembap, bahkan di areal tanaman bias dan dianggap sebagai gulma. Sebelum dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional, tumbuhan kitolod oleh masyarakat dianggap sebagai pengganggu, sehingga tidak dikehendaki dan setiap ada kitolod tumbuh di sekitar pekarangan rumah, selalu dicabut dan dibuang.

Namun, setelah manfaatnya sebagai bahan untuk mengobati gangguan pada mata ditemukan, tanaman ini mulai dicari-cari. Sementara itu, penulis memperoleh kitolod untuk bahan pengobatan dari beberapa penyalur di Bogor.

Konon, tanaman kitolod berasal dari Benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Tanaman ini masuk dalam famili Campanulaceae. Famili Campanu-laceae merupakan golongan tanaman obat yang berupa semak belukar atau tanaman berukuran kecil. Famili ini terdiri dari 60-70 genus dan sekitar 2.000 spesies.

Terkait: Pijat Aromaterapi yang Lembut Dalam Proses Persalinan

Genus yang sudah umum dan banyak dibudidayakan antara lain Campanula L, dan Lobelia L. Species dari genus tersebut antara lain Campanula isophylla, Campanula medium, Clermontia arborescens, Isotoma axillaris, Isotoma hypocrateriformis, Isotoma petraea, dan Lobelia excelsa. Tanaman famili Campanulaceae umumnya menghasilkan getah yang menyerupai air susu.

Pengalaman Masyarakat

Pemanfaatan kitolod sebagai obat gangguan pada mata sebenarnya sudah dilakukan sejak lama oleh masyarakat perdesaan. Caranya dengan memetik bunga kitolod pada pagi hari, yakni saat bunga masih berembun.

Embun yang menempel di bunga kitolod tersebut diteteskan ke mata sebagai obat gangguan mata. Kitolod juga digunakan sebagai salah satu bahan campuran ramuan tradisional untuk mengobati penyakit hepatitis oleh Ki Tjipto Pringgodani di Semarang.

Menurut Burkill (1935) dan Allen (1943), air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati iritasi mata, serta bisa dimanfaatkan sebagai penyegar mulut dan tenggorokan. Souder (1963) berpendapat bahwa air kitolod yang diteteskan bisa mengobati kebutaan.

Sementara itu, Von Reis dan Lipp (1982) mencatat bahwa air kitolod bisa mengobati iritasi kulit dan kebutaan. Menurut Morton (1981), kitolod bisa mengobati luka di kulit yang disertai peradangan. Di samping itu, daun tanaman kitolod juga bisa digunakan untuk mencegah berbagai gangguan iritasi (Burkill, 1935).

Suatu ketika, penulis mengikuti sebuah pameran tanaman obat yang diselenggarakan oleh salah satu departemen di Jakarta Selatan. Di stand pameran, penulis sengaja memajang sosok tanaman kitolod untuk mengundang pengunjung. Saat itu ada seorang pengunjung yang sempat melihat sosok tanaman kitolod dan berkomentar, “Nah, ini dia tanaman yang menyelamatkan ibu saya”.

Menurut pengunjung tersebut, mata ibunya mengalami kebutaan dan setelah diberi tetesan kitolod, beberapa hari kemudian mata ibunya sembuh total. Pada pameran tersebut, ada juga pengunjung yang sengaja membeli obat tetes kitolod kepada penulis untuk mengobati mata anjing piaraannya yang mengalami kebutaan. Ternyata, setelah ditetesi kitolod, anjing tersebut bisa melihat dengan normal.

Ketika penulis mengikuti pameran pengobatan alternatif di Rumah Sakit POLRI Kramatjati, Jakarta Timur, ada seorang ibu penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan penglihatan dan rencananya mata ibu tersebut akan dioperasi seminggu kemudian.

Terkait: Penyebab Serta Ciri dari Penyakit Leukimia

Hal ini disebabkan keinginan anak ibu tersebut yang kurang setuju dengan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan mata ibunya. Namun, setelah mencoba ramuan yang dibuat penulis dan memanfaatkan kitolod sebagai obat mata, dalam waktu beberapa hari kondisi mata ibu tersebut berubah drastis.

Jika sebelumnya penglihatannya kabur, setelah diobati dengan kitolod, matanya bisa melihat dengan normal. Berawal dari pengalaman tersebut, penulis lebih memberanikan diri dan lebih serius lagi dalam melakukan pengobatan gangguan pada mata dengan kitolod.

Kandungan Kimia

Kitolod sangat kaya kandungan kimia. Kandungan kimia yang sudah dikenal antara lain senyawa alkaloid, yakni lobelin, lobelamin, dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan poliferol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman yang lain memiliki efek antiradang, antineoplastik atau antikanker, antiinflamasi atau antiperadangan, analgesik atau penghilang rasa nyeri, dan hemostatik atau menghentikan perdarahan.

Editor :

Sumber : Berbagai sumber


SHARE:

Update Berita Terbaru dari Sanepo di :

CEO Sanepo

Kris

Kris, penggemar berat teknologi & otak di balik Sanepo.com, sumber info tech yang up-to-date.

Tags: